Box Layout

HTML Layout
Backgroud Images
Backgroud Pattern
blog-img-10

Posted by : Admin

OTAK DIBALIK SUKSESNYA PERSEVERANCE ROVER

Pada tanggal 4 Maret 2020, Badan Antariksa dan Penerbangan (NASA) sukses melakukan pendaratan wahana tanpa awak di Planet Merah. Wahana itu mendarat di sebuah landscape yangdiberi nama Martian Landscape. Bukan sebuah misi yang mudah meskipun untuk mendaratkan wahana tanpa awak di planet lain, terutama mars. Kondisinya yang jauh berbeda dengan bumi menjadikan banyak sekali tantangan yang harus dihadapi para ilmuan yang terlibat dalam misi tersebut.

Misi tersebut dinamai Perseverance Rover, nama yang diberikan oleh seorang pelajar setingkat SMP di wilayah Virginia, Amerika Serikat. Teknologi yang digunakan untuk menyukseskan misi tersebut bukan main-main. Anda bisa melihat sendiri dari situs resminya, bagaimana robot itu bisa dibuat, hingga sukses mendarat dan menjalankan misinya di Mars. Dana yang dihabiskan senilai 2.7 Miliar Dollar USA, sehingga menjadikannya sangat mampu untuk menuntaskan misi di Mars.

Namun, yang menjadi penarik perhatian dari teknologi yang digunakan robot ini adalah processor yang digunakan. Dilansir dari portal berita Kompas, Wakil Manager NASA untuk Avionik Orion, Matt Lemke mengatakan bahwa PowerPC 750 adalah processor yang mengotaki robot Perseverance. Processor jenis ini umum dan setara dengan komputer IMac G3 yang marak di tahun 1998.

Awalnya mungkin terasa aneh. Kenapa harus menggunakan processor lawas, sedangkan Intel saja sudah memasarkan Intel Core i9 Gen 10. Bila dibandingkan dengan rata-rata processor zaman sekarang, Intel Core i5, maka PowerPC 750 sangat pelan dan jauh dari standar masa kini.

Meskipun demikian, ternyata penggunaan PowerPC 750 bukan tanpa alasan. Karena perbedaan kondisi lingkungan yang kontras antara Bumi dan Mars, maka faktor daya tahan menjadi faktor utama dalam memilih otak robot. PowerPC 750 versi Radiation Hardened diklaim mampu menahan radiasi hingga 1 juta Rad, dan juga mampu bekerja di rentang suhu ekstrim, yakni -55 hingga 125 derajat Celcius. Tidak adanya ozon, atau lapisan atmosfer lain yang melindungi komponen elektronik dari radiasi matahari, sudah cukup untuk membuat banyaknya gangguan gelombang elektromagnet yang bisa merusak kinerja komponen. Tentunya, hal ini tidak diinginkan terjadi oleh NASA.

Maka dari itu, dipilihlah komponen yang dinilai tangguh untuk survive di Mars, ketimbang hanya mengutamakan kecepatan proses dari processor saja. Dari kasus ini pula, dapat kita ambil suatu nilai penting, dimana nilai guna lebih tinggi daripada nilai performa. Karena performa tinggi bila tidak berguna, adalah tidak baik.